Berlibur Di Labuan Bajo Nan Eksotis | Sinopsis Drama Antv Terbaru
Judul : Berlibur Di Labuan Bajo Nan Eksotis | Sinopsis Drama Antv Terbaru
link : Berlibur Di Labuan Bajo Nan Eksotis | Sinopsis Drama Antv Terbaru
Bagi anda yang suka travelling, berikut ini kami akan menyajikan tulisan perjalanan dari Angghi Mulya Ma'mur wartawan senior Antv, yang baru saja berlibur di Labuan Bajo, bersama rombongan 30 jurnalis dari berbagai media di Jakarta, yang biasa melakukan peliputan di MPR, dalam rangkaian kegiatan Media Experts Meeting 2017. Bagaimana cerita perjalanan liburan di Labuan Bajo, berikut akam kami sampaikan informasinya.
Untuk bisa sampai di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, saya menggunakan pesawat jenis Bombardier berkapasitas penumpang 100 orang, yang langsung berangkat dari Bandara Soekarno Hatta. Butuh waktu 2 jam 5 menit penerbangan ke Labuan Bajo hingga akhirnya mendarat di Bandara Komodo.
Sedikit kita bahas cerita tentang Bandara Komodo di Labuan Bajo. Dulu, Bandara Komodo bernama Bandara Mutiara II. Nama ini mengingatkan nama lama bandara di Palu, Sulawesi Tengah, Mutiara.
Pembenahan Bandara Komodo utamanya ditujukan agar pesawat Boeing 737-800 bisa mendarat di situ. Pesawat jenis ini mampu membawa penumpang hingga 160 orang dalam sekali perjalanan.
Sudah barang tentu, kapasitas daya angkut ini melampaui pesawat-pesawat berukuran lebih kecil sebagaimana disebutkan di atas. Merujuk data Kementerian Pariwisata, saat ini landasan pacu Bandara Komodo sudah mencapai panjang 2.550 meter dan lebar 45 meter.
Di samping penambahan panjang landasan pacu, pemerintah Indonesia juga membenahi tampilan Bandara Komodo dari segi fisik yakni bangunan. Lantaran mengandalkan komodo (varanus komodoensis) sebagai ikon pariwisata Labuan Bajo, tampilan bangunan Bandara Komodo dibuat menyerupai sosok hewan komodo, endemik Pulau Komodo.
Akhirnya terminal baru Bandara Komodo mulai dibangun pada 2012 awal dan rampung pada 2015. Saat melakukan kunjungan kerja ke NTT, 27 Desember 2015, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo meresmikan terminal baru ini.
Sekarang, luas terminal itu mencapai 9.687 meter persegi. Daya tampung penumpangnya pun menanjak hingga 533 orang andai dibandingkan sebelum pembenahan pada angka 400 orang. Rencana pemerintah, kapasitas daya tampung itu bakal dimaksimalkan lagi hingga 700 orang penumpang.
Setibanya di Bandara Komodo, Labuan Bajo, saya beserta romobongan langsung menuju Hotel guna menginap satu malam. Sehingga keinginan melihat langsung Komodo di habitatnya serta berswa foto di Pantai Pink harus tertunda.
Keesokan harinya, saya harus bangun jam 4 pagi waktu setempat atau jam 3 dini hari waktu Jakarta. Agen wisata yang mengatur perjalanan menjadwalkan keberangkatan speed boat dari pelabuhan jam 5 pagi, karena lokasi pertama yang dituju adalah Pulau Padar yang lama perjalanan dari kota Labuan Bajo adalah 2,5 jam menggunakan speed boat.
Sesampainya di Pulau Padar, bukit yang tinggi menjulang sudah tersaji di depan saya. Nyali langsung tertantang melihat untaian tangga yang sangat tinggi sekali mungkin hampir sama dengan tingginya gedung berlantai 50. Para peserta wanita di rombongan saya sangat antusias hendak mencoba naik ke puncak. Pastinya, tidak mau malu di depan mereka, saya pun segera perlahan melangkahkan kaki satu persatu meniti tangga. Bermodal 1 botol minuman mineral dan sepatu trekking, serta celana pendek dan jaket tipis, saya mencoba melawan panasnya matahari jam 8 pagi disertai nafas yang mulai tersengal. Ketika asa mulai surut karena nafas dan degup jantung yang semakin memburu, saya pun menghentikan langkah sementara sambil meminum air dan mengambil foto sebagai alasan mencuri waktu istirahat. Satu persatu puncak bukit ketinggian rendah dan sedang terlewati, hingga anak tangga pun habis karena masih dalam proses pembangunan. Sebagai gantinya adalah hamparan batu dan pasir terjal yang harus ditempuh perlahan hingga ke puncak. Tidak terasa waktu 40 menit habis sudah, hingga berhenti di puncak dengan tubuh lunglai serta paha dan betis kaki yang sakit keduanya. Kaget dengan tingginya bukit serta panasnya cuaca membuat otot-otot di tubuh saya menjerit semuanya. Setelah berswa foto untuk di social media serta video pendek, sisa tenaga yang ada langsung saya manfaatkan untuk turun kembali menuruni bukit.
Pemberhentian selanjutnya adalah Pulau Komodo yang harus ditempuh 1,5 jam perjalanan speed boat dari Pulau Padar. Sakitnya paha dan betis semakin terasa selama duduk di speed boat ke Pulau tempat hunian 1377 Komodo. Rasa lelah malah bertambah ketika Ranger di Pulau Komodo menjelaskan bahwa untuk melihat Ora (Sebutan Komodo di penduduk lokal) harus berjalan kaki atau trekking. Tersedia 3 jalur yaitu jalur adventure yang biasa ditempuh 2 atau 3 jam, jalur sedang yang bisa ditempuh 1,5 atau 2 jam, serta jalur pendek yang ditempuh 1 jam. Saya pun langsung berteriak memlih jalur pendek saja..lemas rasanya badan ketika mendengar briefing dari Ranger. Namun ternyata ada kejutan di akhir briefing, yaitu ada Ora dalam jarak 100 meter sajaYeaayy. Hati ini langsung gembira mendengarnya. Kami pun langsung berjalan di belakang Ranger menuju Ora atau Komodo dan berfoto-foto.
2 impian sudah tercapai dalam wisata Labuan Bajo. Kini tinggal menuju Pantai Pink. Namun sebelum ke sana, guide menawarkan membeli sejumlah souvenir di kios-kios milik penduduk pulau Komodo berbelanja kaos ataupun patung Ora. Sebagaimana pusat souvenir lokasi wisata, kelihaian menawar barang sangat penting sekali.
Perjalanan menuju Pantai Pink membutuhkan waktu 1 jam dari Pulau Komodo. Speed boat tidak bisa merapat ke pantai, dan hanya labuh jangkar sekitar 100 meter dari pantai.
Jika hendak bermain pantai maka ada 2 pilihan yaitu berpindah ke perahu kecil dengan biaya 20 ribu PP atau berenang sambil snorkling. Kondisi otot paha dan betis yang sudah nyeri serta badan yang lemas walaupun sudah makan siang di atas kapal, membuat saya memilih menaiki perahu. Pantai Pink baru terilhat jelas warnanya jika kita melihat dari ketinggian yaitu menaiki bukit kecil di sisi kiri pantai.
Pantai ini sesuai dengan namanya Pink Beach" yaitu pantai yang berwarna merah muda. Pantai Pink Beach merupakan pantai yang unik yang memiliki pasir yang berwarna merah muda nan indah. Pantai Pink Beach" atau pantai merah muda terletak dalam Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pink Beach atau Pantai Merah adalah satu dari 7 saja pantai berpasir merah muda yang ada di dunia. Adapun pantai merah muda hanya terdapat di adalah Pink Beach di Harbor Island, Bahamas; Bermuda; Santa Cruz Island, Filipina; Sardinia, Itali; Bonaire, Dutch Caribbean Island; dan di Balos Lagoon, Crete, Yunani. Betapa kaya dan cantik alam Indonesia; satu di antara tujuh pantai berpasir merah muda dapat ditemukan di negeri ini.
Selain kondisi pantainya yang unik dan indah, kehidupan bawah laut di Pink Beach juga menyimpan keindahan dan kekayaan yang menarik untuk diselami. Taman bawah laut Pink Beach adalah istana bagi beragam jenis ikan, ratusan jenis batu karang, dan berbagai jenis biota laut lainnya. Oleh karenanya, snorkeling atau diving adalah aktivitas yang tidak boleh dilewatkan
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti dari mana asal muasal warna pasir merah muda yang cantik ini. Beberapa berpendapat bahwa warna pink berasal dari pecahan karang berwarna merah yang sudah mati dan memang banyak ditemukan di pantai ini. Pendapat lain menyebutkan warna pink pada pasir Pink Beach adalah karena adanya hewan mikroskopik bernama foraminifera yang memproduksi warna merah atau pink terang pada terumbu karang.
Puas bermain di Pantai Pink, pilihan berikutnya adalah berkunjung ke Pulau Kanawa, sekitar 75 menit dari Pantai Pink. Pulau ini jaraknya paling dekat dari Kota Labuan Bajo sehingga menjadi penghentian terakhir sebelum kembali ke Labuan Bajo pada pukul 5 sore.
Pulau Kanawa merupakan sebuah pulau yang terletak di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur. Pulau yang memiliki luas sekitar 35 hektar ini memiliki keindahan alam dan bahari yang sangat mempesona terutama keindahan pantai dan kehidupan bawah laut yang sangat istimewa. Laut yang biru kehijauan, pasir pantai yang putih bersih dan disempurnakan dengan bentang langit luas yang seakan-akan menyambut kedatangan para wisatawan.
Pulau ini juga menawarkan sebuah taman bawah laut yang sangat sayang untuk dilewatkan. Keindahan bawah laut Pulau Kanawa dapat dengan mudah disaksikan sesaat setelah wisatawan sampai di dermaga. Permukaan air yang jernih memudahkan para wisatawan untuk dapat menyaksikan terumbu karang dan berbagai biota laut lainnya. Snorkeling dan diving merupakan sebuah pilihan tepat bagi wisatawan saat mengunjunggi lokasi obyek wisata ini. Di dasar lautnya, para pengunjung akan disuguhi sebuah pemandangan yang memukau dari ikan-ikan kecil yang berwarna-warni, penyu, mola-mola hingga keindahan beraneka ragam terumbu karang yang masih sangat terjaga keasriannya.
Itulah sepenggal kisah perjalanan saya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Tidak salah kalau kita beri julukan Labuan Bajo Nan Eksotis Keindahan alamnya memang luar biasa. Setidaknya butuh waktu 12 jam untuk berwisata di sekitar perairan Labuan Bajo menikmati beragam wisata alam dan laut nan begitu memukau. Akhirnya puas sudah hati dan fisik ini berlibur di Labuan Bajo, mengunjungi tempat-tempat yang menjadi tujuan utama wisatawan saat ini, meski akhirnya tubuh lemah lunglai menikmati perjalanan wisata yang luar biasa.Fisik benar-benar diuji. Jadi bagi para traveller, yang ingin menikmati indahnya wisata di Labuan Bajo, selain anda perlu mempersiapkan uang, yang paling penting adalah Fisik anda juga harus dipersiapkan.
Sampai Jumpa.
Laporan Angghi Mulya Ma'mur Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Cukup Sekian Informasi Tentang Berlibur Di Labuan Bajo Nan Eksotis | Sinopsis Drama Antv Terbaru
Anda sekarang membaca artikel Berlibur Di Labuan Bajo Nan Eksotis | Sinopsis Drama Antv Terbaru dengan alamat link https://kejartayang11.blogspot.com/2017/12/berlibur-di-labuan-bajo-nan-eksotis.html