Emrus Sihombing: "Rusak Demokrasi, Batalkan Sistem Penyiaran Single Mux" | Sinopsis Drama Antv Terbaru
Judul : Emrus Sihombing: "Rusak Demokrasi, Batalkan Sistem Penyiaran Single Mux" | Sinopsis Drama Antv Terbaru
link : Emrus Sihombing: "Rusak Demokrasi, Batalkan Sistem Penyiaran Single Mux" | Sinopsis Drama Antv Terbaru
Menurut Pengamat Komunikasi Emrus Sihombing, jika single mux RUU Penyiaran diterapkan maka dapat mengancam kebebasan berpendapat, karena hanya ada satu lembaga penyiaran yang akan menguasai satu frekuensi dan mengontrolnya.
" Kalau nanti kebebasan berpendapat dikekang melalui upaya upaya pengendalian teknologi saya pikir tidak ada lagi keterbukaan informasi, akan terkendali oleh temen temen yang akan mengelola single mux tersebut", katanya kepada tim liputan ANTV
Emrus menilai pengesahan RUU Penyiaran dengan langsung ke rapat paripurna--tanpa melalui Baleg DPR, dapat menabrak prosedur di DPR. Proses RUU Penyiaran tidak boleh dipaksakan, harus ada kompromi dan kesepakatan melalui Baleg DPR sebagai representasi dari fraksi-fraksi.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa single mux lembaga penyiaran media televisi sangat tidak produktif karena merusak kebebasan berpendapat sebagai salah satu pilar pertumbuhan demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu sistem single mux sebaiknya dibatalkan dan kembali ke semula yakni sistem multi mux, dimana penguasaan frekuensi dipegang oleh banyak pemegang lisensi meliputi perusahaan-perusahaan penyiaran swasta dan pihak pemerintah.
Jika single mux diterapkan maka media televisi, posisinya menyewa frekuensi pada pengelola satu lembaga, maka posisinya lemah. Lembaga pengelola itu akan menjadi satu raja kecil yang bisa mengontrol sesuai keinginan rezim yang berkuasa", tutup Emrus.
Cukup Sekian Informasi Tentang Emrus Sihombing: "Rusak Demokrasi, Batalkan Sistem Penyiaran Single Mux" | Sinopsis Drama Antv Terbaru
Anda sekarang membaca artikel Emrus Sihombing: "Rusak Demokrasi, Batalkan Sistem Penyiaran Single Mux" | Sinopsis Drama Antv Terbaru dengan alamat link https://kejartayang11.blogspot.com/2018/02/emrus-sihombing-rusak-demokrasi.html